China Ingin Mengembalikan Hubungan Dagang Dengan AS Ke Kondisi Perkembangan Yang Sehat

     China ingin mengembalikan hubungan dagang dengan Amerika Serikat ke kondisi pembangunan yang sehat dan berkelanjutan, ujar Menteri Perdagangan Wang Wentao pada hari Jumat, seraya menyerukan AS untuk berperilaku sesuai statusnya sebagai negara besar. Perdagangan China memiliki ketahanan dan momentum yang kuat, dan negara tersebut akan memperluas impor serta ekspor dalam rencana lima tahun ke depan, ujar Wang dalam konferensi pers.

     Dukungan kebijakan China untuk ekspor telah "melawan tren" di tengah lingkungan eksternal yang kompleks, ujar Wang. Ia menilai pasang surut hubungan perdagangan China-AS telah mengajarkan kedua belah pihak bahwa mereka saling membutuhkan. "Pemisahan paksa dan pemutusan rantai pasokan mustahil dilakukan, dan sebagian perdagangan antara kedua belah pihak sulit digantikan, setidaknya dalam jangka pendek," ujarnya.

     "Setelah melewati banyak badai, kedua belah pihak tetap menjadi mitra ekonomi dan perdagangan yang penting bagi satu sama lain," kata Wang, seraya menambahkan bahwa kedua negara dapat mengelola ketegangan melalui "dialog dan konsultasi yang setara". Presiden AS Donald Trump menaikkan tarif produk China hingga lebih dari 100% awal tahun ini, sebelum mencabut sebagian besar bea masuk yang besar dalam gencatan senjata perdagangan dengan Beijing yang dicapai pada bulan Mei.

     China memiliki waktu hingga 12 Agustus untuk mencapai kesepakatan dengan Washington guna menghindari penerapan kembali pembatasan impor tambahan yang diberlakukan Trump selama perang tarif balasan pada bulan April dan Mei. Tingkat tarif keseluruhan saat ini yang dikenakan AS terhadap China berada pada "masih tinggi" yaitu 53,6%, ujar Wang dalam konferensi pers.

     "Tidak ada pemenang dalam perang dagang. China tidak menginginkan perang dagang, tetapi tidak takut akan perang dagang," tegasnya. "Negara-negara besar harus bertindak seperti negara-negara besar. Mereka harus memikul tanggung jawab mereka," ujarnya, seraya menambahkan bahwa China tidak akan mengubah pendiriannya dalam melindungi kepentingan nasionalnya.(Reuters)

Investasi & trading online
PT. Central Capital Futures

#TRADINGNYAMAN